Bisakah Menjalani Hidup Tanpa Stres?
Masdimass.com - Stres. Hal yang pasti dialami oleh semua orang dari semua usia. Mau orang itu tinggal di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan, pastinya pernah mengalami stres. Bahkan tidak hanya orang tua, anak-anak pun bisa stres loh. Jadi jangan dikira kalau anak-anak itu hidupnya enak sekali ya belum mengalami stres. Anak-anak juga bisa stres, bahkan menurut penelitian dari lembaga konseling Personal Growth yang dilansir oleh Kompas.com empat dari lima anak di usia 2-5 tahun mengalami stres. Bahkan Komisi Nasional Perlindungan Anak juga pernah mencatat bahwa adanya kasus di mana anak mengalami gejala stres.
Terlebih lagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, rasa-rasanya semua orang mengalami tingkat stresnya tersendiri. Orang tua atau orang dewasa yang stres karena kondisi perekonomian semakin sulit saja. Akibat dari mencari pekerjaan yang semakin sulit, tunjangan kerja yang banyak dikurangi karena harus bekerja dari rumah, terpaksa harus menerima kenyataan bahwa dipecat oleh perusahaan, dan masih banyak lagi.
Anak-anak pun juga mengalami kondisi stresnya sendiri. Bagaimana tidak? Mereka harus mematuhi peraturan bahwa tidak bisa datang ke sekolah, bertemu dengan guru dan teman-temannya, serta juga tidak bisa bermain dengan bebas bersama teman-teman mereka. Semua serba dibatasi, akibat dari adanya pandemi Covid-19 ini. Di mana-mana banyak polisi dan pihak berwajib yang patroli, sehingga sangat tidak memungkinkan anak-anak untuk bisa bermain di luar rumah. Hal ini tentu saja akhirnya membuat anak-anak menjadi bosan, karena selama hampir satu tahun ini harus belajar dari rumah. Padahal jiwa anak-anak adalah jiwa yang ingin bebas dan belum bisa terikat dengan kegiatan yang teratur. Anak-anak membutuhkan kegiatan atau aktivitas yang bisa mendorong mereka untuk bereksplorasi. Sedangkan kondisi saat ini sangat tidak mendukung hal tersebut.
Jadi kalau muncul pertanyaan. Bisakah hidup tanpa stres? Rasanya tidak bisa atau lebih tepatnya tidak mungkin. Orang bisa berhenti stres hanya ketika mereka sudah berada dalam tanah dan menyatu dengan tanah, yang mana artinya berarti orang sudah tidak hidup lagi.
Stres sebenarnya adalah reaksi yang normal dari tubuh saat terjadi suatu perubahan yang membutuhkan sebuah penyesuaian dan respon. Secara alamiahnya tubuh akan memberikan reaksi terhadap perubahan yang terjadi dengan memberikan tanggapan pada fisik, mental, dan emosional. Oleh karena itu, sebenarnya stres adalah hal yang sangat wajar dalam hidup setiap manusia. Semua orang pasti bisa mengalami stres. Yang berbeda hanya lah tingkatan stres setiap orang dan bagaimana stres itu diatasi atau ditangani oleh tiap orang. Hal simpelnya saja adalah ketika seseorang akan menghadapi ujian, rutinitas pekerjaan, menumpuknya pekerjaan di kantor, dikejar deadline tugas dan pekerjaan, hendak berbicara di depan umum yang sangat banyak dan bisa memengaruhi karir, menjelang proses kelahiran anak, sampai macet di jalanan ketika hendak pergi dan pulang ketika berpergian, pasti akan menimbulkan stres kan. Se-profesional apapun seseorang atau sesering apapun orang pasti tetap mengalami stres akan hal-hal itu.
Stres sebenarnya tidak selalu bertanda negatif. Sebab tubuh manusia memang dirancang untuk mengalami stres dan bereaksi terhadap sesuatu hal yang bisa menimbulkan hal itu. Stres bisa saja berdampak positif. Loh, kok bisa sih stres dapat berdampak positif? Kirain hanya berdampak negatif saja. Enggak ya, stres bisa banget berdampak positif. Melalui kondisi stres dapat membuat kita tetap waspada, menjadi termotivasi, dan siap untuk menghindari bahaya, serta melawan ledakan oxidatif, melawan penuaan, dan berbagai penyakit lainnya. Jadi, tidak selamanya ya stres itu hanya membawa dampak negatif yang bisa menyebabkan hilangnya energi di dalam tubuh kita.
Stres menjadi berdampak negatif pada seseorang, apabila stres terjadi secara berkepanjangan tanpa adanya penyelesaian. Kemudian seseorang yang menghadapi ketegangan terus menerus, terlalu banyak bekerja, akhirnya stres menjadi terus menumpuk dan menumpuk. Pada akhirnya menjadi sebuah akumulasi yang bisa menimbulkan dampak negatif untuk tubuh, diantaranya munculnya gangguan pencernaan, menimbulkan menurunnya kualitas tidur, perubahan sistem saraf, otot akan menegang sehingga menimbulkan sakit kepala, nyeri punggung hingga ke seluruh tubuh. Bagi wanita tingkat stres yang tinggi bisa memengaruhi terganggunya siklus menstruasi. Dampak jangka panjangnya bisa menyebabkan seseorang menjadi depresi, menimbulkan penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, kanker, hingga bisa menyebabkan seseorang mengambil tindakan bunuh diri.
Seseorang sama sekali tidak bisa menjalani hidup tanpa stres. Seseorang hanya bisa meminimalisasi tingkat stres yang dialami bagaiamana caranya agar tidak semakin bertambah buruk. Bagaimana caranya? Simak tipsnya di bawah ini ya!
1. Harus berpikir positif.
Dalam hidup pasti akan selalu ada masalah. Tidak mungkin yang namanya hidup tidak ada masalahnya. Tetapi harus mulai belajar untuk bisa berpikir positif dalam menghadapi sesuatu hal. Hindari untuk mengkhawatirkan atau memikirkan hal yang belum tentu terjadi di masa depan. Cobalah untuk membuka lebar-lebar pikiran, dan jangan melihat segala sesuatunya hanya dari satu sisi saja. Melainkan lihatlah dari berbagai sisi. Yakin dan percayalah bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti memiliki makna dan nilai yang bisa menjadi pembelajaran di masa depan.
2. Lakukan meditasi dan yoga.
Meditasi dan yoga memang bisa bermanfaat untuk apapun, dan sangat positif apabila Anda melakukannya dengan rutin. Bukan hanya pikiran yang semakin perlahan sehat, tetapi tubuh pun juga bisa sehat. Banyak penelitian mengatakan bahwa yoga membantu meningkatkan suasana hati, di mana dapat mengatur emosi yang ada dalam tubuh. Yoga maupun meditasi menggunakan teknik pernapasan dalam. Teknik pernapasan ini memengaruhi HPA, yakni sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal. HPA berfungsi sebagai pengatur sistem saraf simpatik dan parasimpatik yang dapat menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Dengan melakukan yoga dan meditasi tubuh menjadi tenang, dan otak akan menangkap pesan dari isyarat yang diberikan tubuh, bahwa semuanya baik-baik saja.
3. Buat me time
Hidup tidak hanya dilakukan dengan menghabiskan sepanjang waktu dengan kesibukan-kesibukan. Ada kalanya diperlukan untuk memberikan hadiah tersendiri untuk diri sendiri, yakni dengan me time. Lakukanlah dengan mencari waktu untuk melakukan perawatan diri, relaksasi, bersantai, piknik, yang bisa membuat tubuh dan otak menjadi lebih rileks.
4. Belajar untuk Love Yourself
Kalau bukan diri Anda sendiri yang mencintai diri sendiri, lantas siapa lagi? Belajar untuk mencintai diri sendiri, bukan perkara yang sulit-sulit amat. Mencintai diri sendiri bisa dimulai dengan berhenti membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Ingat setiap kehidupan pasti memiliki nilai, keajaiban, rezeki, dan prosesnya masing-masing. Saat Anda dapat berhenti untuk membanding-bandingkan, pasti hidup akan jadi jauh lebih bahagia, karena Anda bisa menerima diri dan hidup Anda sendiri apa adanya.
5. Bersyukur
Sangat perlu untuk selalu bersyukur pada apapun yang terjadi dalam hidup. Tidak mudah memang. Kalau yang terjadi adalah hal baik rasanya bersyukur menjadi mudah. Berbeda kalau yang sedang terjadi adalah hal yang kurang menyenangkan, pasti bersyukur menjadi pekerjaan paling sulit untuk dilakukan. Tetapi cobalah untuk perlahan belajar bersyukur dengan apapun yang Anda miliki saat ini. Ketika Anda bisa bersyukur, perasaan bisa menjadi jauh lebih bahagia dan Anda bisa lebih fokus menjalani hidup.
Posting Komentar untuk "Bisakah Menjalani Hidup Tanpa Stres?"